Pengertian Ilmu
Asal kata “ilmu” berasal dari bahasa Arab “alama”, yang berarti pengetahuan. Dalam bahasa Indonesia, istilah “ilmu” sering digunakan secara bersamaan dengan “sains”, yang berasal dari bahasa Inggris “science”. Menurut Oxford Dictionary, ilmu didefinisikan sebagai aktivitas intelektual dan praktis yang melibatkan studi sistematis tentang struktur dan perilaku dunia fisik dan alam melalui pengamatan dan percobaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis sesuai metode tertentu, dan dapat digunakan untuk menjelaskan gejalagejala tertentu. Mohamad Hatta: Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang hubungan sebab-akibat dalam suatu kelompok masalah yang memiliki sifat yang sama, baik dari perspektif eksternal maupun internal. Berdasarkan beberapa definisi ilmu yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang memiliki sifat rasional, sistematik, komprehensif, konsisten, dan umum.
Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu memiliki arti ikhtiar atau sebuah usaha dalam mempelajari sebuah ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat dengan tujuan agar ilmu tersebut dapat bermanfaat untuk dirinya dan juga untuk orang lain. Menuntut ilmu juga merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah dirinya dan tingkah lakunya ke arah yang lebih baik, karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan.
Keutamaan Menuntut Ilmu
Berikut ini merupakan keutamaan menuntut ilmu yang dikutip dari beberapa hadist Nabi Muhammad SAW:
- Dimudahkan jalan ke surga
Artinya:
“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).
- Ditinggikan derajatnya
Hadis mencari ilmu lain juga menunjukan tingginya derajat orang berilmu apabila dibandingkan dengan manusia lainnya. Nabi Muhammad SAW bersabda: ٍ
Dari Ibnu Abbas r.a.: ketika menafsirkan ayat : (Allah meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. al-mujadalah:11); dia berkata maksudnya adalah “Allah meninggikan orang-orang yang diberi ilmu atas orang-orang yang beriman beberapa derajat”. (HR. Darimi) No. 356.
- Dicintai oleh Nabi Muhammad
Rasulullah mendoakan para pencari ilmu:
Dari Zaid bin Tsabit mengatakan, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Semoga Allah memperindah orang yang mendengar hadits dariku lalu menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain, berapa banyak orang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu, dan berapa banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu.” Hadist ini diriwayatkan oleh Abu Daud.
- Orang yang paling utama
Dari Utsman bin Affan ia berkata; Nabi Muhammad SAW bersabda: “Orang yang paling utama di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
- Dimintakan ampun seisi bumi dan langit
Dari Abu Ad Darda` ia mengatakan bahwa “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya akan memintakan ampun untuk seorang alim makhluk yang di langit dan di bumi hingga ikan hiu di dasar laut.” Hadist ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah) Ilmu pengetahuan akan membawa kebahagiaan bagi seseorang di dunia dan di akhirat.
- Bahagia Dunia dan Akhirat
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa menginginkan kebahagian dunia, maka tuntutlah ilmu dan barang siapa yang ingin kebahagian akhirat, tuntutlah ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, tuntutlah ilmu pengetahuan”.
Ilmu merupakan kunci dan pusat segala kebaikan. Ilmu adalah sarana untuk menunaikan apa yang Allah wajibkan atas kita. Keimanan dan amal seseorang dianggap tidak sempurna kecuali dia memiliki ilmu. Apabila manusia memiliki ilmu, maka Allah akan disembah, dengan ilmu maka hak Allah pasti ditunaikan, dan dengannya pula agama Islam tersebar.
Seorang guru harus menuntut ilmu karena pendidikan adalah bidang yang selalu berkembang, baik dari segi pengetahuan, teknologi, maupun pendekatan pengajaran. Menuntut ilmu secara berkelanjutan memungkinkan guru untuk tetap relevan, menguasai materi terkini, dan mengadopsi metode pengajaran yang lebih efektif. Dalam konteks ini, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembelajar yang terus memperbarui kompetensinya. Hal ini penting karena guru yang terampil dan berpengetahuan akan mampu memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan meningkatkan pencapaian siswa (Darling-Hammond, 2000).
Selain itu, menuntut ilmu membantu guru dalam memahami perkembangan kebutuhan dan karakteristik siswa di era modern. Seorang guru yang terus belajar akan lebih fleksibel dalam menghadapi tantangan pendidikan, seperti perbedaan kemampuan siswa, perkembangan teknologi digital, dan perubahan kurikulum. Dengan menuntut ilmu, guru dapat menjadi agen perubahan di kelasnya, memberikan pengajaran yang lebih relevan dan inspiratif bagi siswa. Paulo Freire (1970) juga menekankan bahwa guru yang selalu menuntut ilmu akan mampu menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih dialogis dan interaktif, sehingga mendorong partisipasi aktif dari siswa.
Meniti Kehidupan Baru
Meniti kehidupan baru merujuk pada proses seseorang dalam memulai perjalanan hidup yang berbeda dari sebelumnya, biasanya setelah melewati perubahan signifikan dalam hidup. Perubahan ini bisa berupa peristiwa penting seperti pernikahan, kelulusan, perpindahan tempat tinggal, perubahan karir, atau bahkan pemulihan dari kegagalan. Dalam konteks ini, “meniti” mengandung makna usaha bertahap dan terarah, yang menekankan pentingnya kesabaran, ketekunan, dan determinasi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Orang yang meniti kehidupan baru sering kali menghadapi tantangan serta peluang baru, dan proses ini memerlukan penyesuaian baik secara mental maupun emosional. Dalam psikologi, perubahan besar dalam hidup sering kali disebut sebagai “transisi hidup,” yang membutuhkan adaptasi positif agar individu dapat berkembang dalam situasi baru mereka (Schlossberg, 1981). Meniti kehidupan baru berarti berani mengambil langkah-langkah baru dengan harapan membangun masa depan yang lebih baik.
Meniti kehidupan baru bagi seorang guru bermakna proses adaptasi dan pengembangan diri secara berkelanjutan dalam menjalani profesi di dunia pendidikan. Bagi seorang guru, setiap perubahan, baik dalam konteks pribadi maupun profesional, merupakan bagian dari perjalanan untuk memperkaya peran mereka sebagai pendidik. Kehidupan baru bisa muncul dari berbagai perubahan seperti transisi karir, penerapan teknologi baru dalam pengajaran, atau perubahan kebutuhan pendidikan siswa yang menuntut guru untuk terus berkembang. Dalam proses ini, guru tidak hanya beradaptasi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai pembelajaran seumur hidup, yang penting bagi kemajuan siswa dan dirinya sendiri (Brookfield, 1995).
Meniti kehidupan baru juga berarti bahwa seorang guru perlu memperbarui cara berpikir, pendekatan, dan strategi pengajaran agar tetap relevan dan inspiratif bagi siswa. Menurut teori pembelajaran reflektif, guru yang merenungkan praktik mereka dan terus mencari perbaikan akan lebih mampu menghadapi tantangan baru dalam pendidikan (Schön, 1983). Ini menekankan pentingnya pembelajaran berkelanjutan bagi guru, yang memungkinkan mereka meniti kehidupan baru dengan cara yang lebih adaptif dan inovatif.
Semangat Menuntut Ilmu dan Semangat Meniti Kehidupan Baru
Sebagai seorang guru, semangat menuntut ilmu dan semangat meniti kehidupan baru memiliki korelasi yang sangat erat. Seorang guru yang memiliki semangat belajar terus-menerus akan lebih siap menghadapi perubahan dalam dunia pendidikan yang dinamis, seperti perkembangan teknologi, perubahan kurikulum, atau kebutuhan siswa yang semakin kompleks. Semangat menuntut ilmu membantu guru tidak hanya memperbarui pengetahuan akademisnya, tetapi juga memperkaya metode pengajaran dan keterampilan interpersonal yang diperlukan untuk membimbing siswa dengan lebih baik. Dengan terus belajar, seorang guru mampu meniti kehidupan baru di mana ia selalu siap mengadaptasi diri dengan tantangan pendidikan modern.
Selain itu, guru berperan sebagai teladan bagi siswa, dan semangat belajar yang ditunjukkan oleh guru akan menginspirasi siswanya untuk memiliki sikap serupa. John Dewey (1916) menekankan bahwa pendidikan adalah proses berkelanjutan, dan guru yang terus belajar adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang progresif. Dalam konteks ini, semangat menuntut ilmu tidak hanya memberikan kemampuan profesional, tetapi juga memungkinkan guru untuk meniti kehidupan baru sebagai pendidik yang lebih efektif dan relevan dalam menghadapi perubahan zaman.
Daftar Pustaka:
Darling-Hammond, L. (2000). Teacher Quality and Student Achievement. Education Policy Analysis Archives, 8(1), 1-44.
Freire, P. (1970). Pedagogy of the Oppressed. New York: Herder and Herder.
Brookfield, S. D. (1995). Becoming a Critically Reflective Teacher. San Francisco: Jossey-Bass.
Schön, D. A. (1983). The Reflective Practitioner: How Professionals Think in Action. New York: Basic Books.