Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang sedang berjalan ke sekolah. Tiba-tiba, dia memiliki visi tentang perampokan yang akan terjadi. Meski awalnya tidak berpikir banyak tentang hal itu, beberapa menit kemudian dia menyaksikan perampokan yang sama terjadi di depan matanya. Untungnya, ada seorang polisi di dekatnya yang langsung menghentikan perampok itu.
Setelah kejadian tersebut, anak laki-laki itu menyadari bahwa dia memiliki kekuatan ramalan. Dia tahu kekuatan ini bisa sangat bermanfaat. Sejak saat itu, dia bertekad untuk menjadi seorang petugas polisi agar bisa menggunakan kemampuannya dengan baik. Sepulang sekolah, dia berlari ke orangtuanya dan mengungkapkan keinginannya serta menceritakan tentang kekuatannya.
Orangtuanya terkejut mendengar hal itu dan memberi tahu bahwa mereka juga memiliki kekuatan yang mengalir dalam keluarga mereka. Mereka mengingatkan anak itu untuk tidak memberitahu siapa pun tentang kemampuannya, karena ada risiko yang bisa mengancamnya. Setelah berbicara sebentar, orangtuanya setuju dengan keputusannya.
Selama beberapa tahun berikutnya, dia berlatih dengan tekun untuk menjadi seorang perwira polisi. Setelah 14 tahun, dia akhirnya berhasil menjadi petugas polisi pada usia 19 tahun dengan nama Petugas Kaiser Rayleigh.
Namun, pada bulan pertama bekerja, dia tidak diizinkan untuk menjalankan misi apa pun dan harus mengerjakan dokumen selama sebulan penuh. Suatu hari, saat sangat lelah dan kesal, dia mengeluh, “Mengapa saya harus melakukan ini? Saya bekerja keras untuk mencapai titik ini, tetapi saya terjebak di sini, dipaksa untuk mengerjakan dokumen. Ini sangat tidak adil!”
Mendengar keluhannya, salah satu seniornya mendekatinya dan berkata, “Kamu mengingatkan saya pada diri saya sendiri ketika pertama kali bergabung. Saya juga merasa capek mengerjakan dokumen dan ingin beraksi. Tapi setelah diizinkan pergi ke lapangan, saya hanya diizinkan berpatroli selama dua minggu. Ketika misi pertama saya datang, saya bingung mengapa semua latihan itu penting. Namun, pada misi tertentu, saya akhirnya menyadari betapa berharganya semua itu. Saya masih bersyukur sampai sekarang.”
Kaiser menganggap itu semua sebagai pidato bodoh dan mengabaikannya, lalu kembali fokus pada dokumennya.
Setelah sebulan mengerjakan dokumen, ia akhirnya diizinkan pergi ke lapangan. Ia sangat gembira dan bersemangat, meskipun hanya ditugaskan untuk berpatroli dan belum bisa menjalankan misi apa pun. Selama patroli, dia tidak menemui hal yang menarik, meskipun dia mampu mencegah beberapa kejahatan kecil berkat kekuatannya.
Setelah dua minggu berpatroli, ia diizinkan untuk menjalankan misi. Pada misi pertamanya, ia berhasil mencegah penggerebekan narkoba berkat kemampuannya, menghentikan kejahatan sebelum terjadi. Kaiser dipuji karena kemampuannya menangani situasi dengan baik, dan dia pun naik pangkat dengan cepat.
Kaiser Rayleigh, yang baru saja menikmati keberhasilan sebagai petugas polisi, tiba-tiba mendapatkan panggilan darurat yang mengubah hidupnya. Sebuah laporan tentang invasi alien massal mengejutkan semua orang di markas. Para pemimpin kepolisian memanggil semua petugas terbaik, termasuk Kaiser, untuk membahas situasi yang mengancam keselamatan bumi.
Setelah pertemuan, seorang jenderal mendekati Kaiser. “Kami telah menemukan dan mengamati kekuatanmu, Kaiser. Kemampuan ramalanmu sangat berharga dalam situasi seperti ini. Kami butuh seseorang yang bisa melihat ke depan dan mencegah bencana sebelum terjadi.”
Kaiser merasa beban berat di pundaknya. Dia tidak hanya harus berhadapan dengan kejahatan manusia, tetapi juga ancaman dari luar angkasa. Namun, dia tahu ini adalah kesempatan untuk menggunakan kemampuannya dengan cara yang lebih besar.
Dalam beberapa hari berikutnya, Kaiser berlatih dengan tim khusus yang terdiri dari petugas terlatih dan ilmuwan. Mereka berfokus pada strategi untuk menghadapi invasi. Dalam salah satu sesi, Kaiser tiba-tiba mendapatkan visi. Dia melihat pesawat luar angkasa besar yang mendarat di pusat kota, diiringi oleh pasukan alien yang bersenjata. Visi itu terasa begitu nyata, dan dia tahu apa yang harus dilakukan.
Ketika hari invasi tiba, Kaiser berkoordinasi dengan timnya. Menggunakan kemampuannya, dia bisa memperingatkan rekan-rekannya tentang posisi alien dan taktik mereka. Dengan informasi yang tepat, tim polisi bisa mengejutkan para alien dan mengurangi kerusakan yang terjadi.
Selama pertempuran yang sengit, Kaiser menyadari betapa pentingnya semua latihan dan pekerjaan administratif yang dia jalani sebelumnya. Dia mulai memahami kata-kata seniornya—setiap pengalaman, baik yang tampaknya tidak relevan sekalipun, telah mempersiapkannya untuk momen ini. Ketekunan dan disiplin yang dia latih dalam mengerjakan dokumen ternyata memberikan dasar yang kuat dalam menghadapi krisis ini.
Dengan bantuan ramalannya, Kaiser berhasil menggagalkan serangan alien di beberapa titik strategis. Kerja sama antara petugas dan kekuatan supernaturalnya menghasilkan hasil yang menakjubkan. Dalam satu aksi heroik, dia melindungi sekelompok warga sipil yang terjebak, menggunakan kemampuan ramalannya untuk menghindari serangan alien dan memastikan keselamatan mereka.
Akhirnya, setelah beberapa hari pertempuran, mereka berhasil mengusir para alien kembali ke luar angkasa. Kaiser berdiri di tengah kerumunan yang bersorak, merasakan kebanggaan dan kepuasan yang tak terlukiskan. Dia tahu, ini adalah awal dari perjalanan barunya.
Setelah pertempuran, dia kembali ke markas, di mana seniornya menunggu. “Kau telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, Kaiser,” kata senior itu. “Kau telah membuktikan bahwa semua yang kami ajarkan selama ini bukan hanya tentang menyiapkanmu untuk patroli, tetapi juga untuk hal-hal yang jauh lebih besar.”
Kaiser tersenyum. “Sekarang saya mengerti. Terkadang, kita harus melalui hal-hal yang tampak membosankan untuk siap menghadapi tantangan yang lebih besar.”
Dengan semangat baru dan tujuan yang lebih jelas, Kaiser bersiap untuk petualangan berikutnya. Dia tahu bahwa dengan kekuatan ramalannya, dia bisa membuat dunia ini lebih aman, tidak hanya dari kejahatan manusia tetapi juga ancaman dari luar angkasa.