Pohon yang Baik
Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang gadis cantik bernama Alena Eddlyn Nazareth. Seorang gadis yang sangat cerdas dan ramah, gadis itu berusia 14 tahun. Dia sangat suka membantu orang, dia juga suka sangat suka berpetualang. Dia mempunyai tiga teman dekat yaitu, Lyra, Elowen dan Thalassa. Mereka sangat akrab dan saling membantu satu sama lain.
“Eh, kalian pada tau hutan rahasia ga?” Tanya Eddlyn. Semua temannya pun menggeleng. “Hutan apaan tuh? baru dengar aku.” Tanya Lyra balik. “ Hutannya emang ga banyak diomongin sama warga sih, tapi katanya hutan itu penuh sama keajaiban.” Jawab Eddlyn. “Ajaib gimana maksudnya?” Tanya Thalassa yang kebingungan. “Ga tau juga, tapi kalian pasti penasaran kan? Yuk kita ke sana! Paling kalo dari rumah aku cuman 10 menit, ga terlalu jauh kok.” Ajak Eddlyn. Akhirnya semua temannya pun mengangguk setuju.
Akhirnya mereka memulai perjalanan mereka ke hutan tersebut, tidak banyak barang yang perlu disiapkan. Karena hutan itu tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka, lagi pula ini sudah hal biasa menurut mereka. Mereka sangat menikmati perjalanan tersebut, agar tidak terlalu bosan, mereka mengisi perjalanan itu dengan berbincang ringan.
Tak terasa mereka sudah sampai di hutan tersebut. “Wow, hutan ini sangatlah indah. Belasan hutan sudah ku telusuri baru kali ini aku sangat terpesona melihat hutan.” Ucap Elowen yang sedang terpesona. Akhirnya mereka mulai memasuki hutan tersebut. Banyak sekali hewan-hewan dan tumbuhan yang pertama kali mereka lihat selama mereka hidup. “Eh itu bunga apa ya, kok bisa ngeluarin cahaya gitu.” Ucap Eddlyn. Hutan yang bersih dan asri membuat mereka makin penasaran dengan isi hutan tersebut.
Tapi semakin ditelusuri hutan itu, semakin hilang keindahannya. Keadaan mulai menggelap, tapi bukan karena hari sudah malam, tapi karena sinar matahari yang terhalang oleh rimbunnya pepohonan. Karena mereka mulai terasa cape, mereka pun memutuskan untuk mengistirahat diri dengan bersandar di sebuah pohon yang besar. “Kok makin kita masuk ke dalam hutannya makin gelap ya” Celetuk Elowen. Mereka tak ada satu pun yang menjawab celetukan Elowen karena mereka sudah sangat capek untuk berbicara. Mereka memakan bekal masing-masing dengan lahap, terlihat seperti manusia yang belum makan seminggu.
“Yuk lanjutan perjalanan kita, nanti keburu malam.” Ajak Eddlyn. Semua temannya pun mengangguk setuju. Akhirnya mereka melanjutkan perjalanannya, mereka mulai menyalakan senter masing-masing, karena kondisi yang makin menggelap. Jika tidak menyalakan senter mereka, mereka bisa saja tersandung oleh ranting-ranting yang ada di sana, karena wilayah tersebut dipenuhi denga ranting pohon.
“Jam berapa?” Tanya Eddlyn ke semua temannya. “HAH, ini sudah jam delapan belas lewat lima menit lyn. Kita sudah terlalu larut, ayo kita pulang” Jawab Lyra dengan nada yang sedikit tinggi karena kaget. “HAH” Ucap ketiga temannya yang ikut kaget. “Kita harus balik ke rumah, ini bahkan sudah sangat-amat gelap. Jika kita melanjutkan perjalanan kita, itu bisa saja membahayakn diri kita semua.” Ucap Thalassa. Semuanya mengangguk setuju, mereka semua memasang wajah panik dan ketakutan. “Eh, ini arah pulangnya kemana?” Tanya Elowen. Semuanya saling tatapan dan ternyata tidak ada yang tahu arah pulang kemana. “Coba lurs aja dulu gimana? Aku juga bingung soalnya.” Jawab Eddlyn.
Akhirnya mereka melanjutkan perjalanannya dengan perasaan campur aduk. “Eh, itu pohon yang tadi bukan, kita istirahat di situ dulu yuk.” Ajak Thalassa. Akhirnya mereka pun setuju. “AH, apa itu. Sebuah apel? Dari mana itu berasal?” Ucap Lyra yang secara tiba-tiba kepalanya dijatuhi sebuah apel. “Hei anak-anak, mengapa kalian bisa di sini, itu sangat bahaya.” Ucap sosok yang entah dimana keberadaannya. Suaranya berat dan serak. “Siapa kamu? Tunjukan dirimu sekarang, dan tolong jangan lukai kami.” Ucap Eddlyn yang sontak berdiri karena kaget. “Hei, jangan panik gadis cantik. Aku tidak akan melukai kalian, aku di sini. Tempat kalian bersandar.” Ucap sosok tersebut, ternyata dia adalah pohon besar itu.
“Hei kawan, apakah aku sedang bermimpi? Selama aku hidup kenapa baru kali ini aku melihat pohon berbicara.” Tanya Lyra dengan terheran-heran. “Tidak, kalian tidak sedang bermimpi. Aku tahu, kalian pasti sedang tersesat, betul?” Tanya pohon itu. Semuanya pun mengangguk. “Ya….ya…ya. Sudah banyak orang yang tersesat di hutan ini, dan lagi-lagi aku yang harus menolong mereka. Gampang saja, kuncinya jangan panik ya. Kalian tinggal jalan lurus dan saat ada pertigaan kalian belok kanan lalu terlus lagi dan setelahi itu belok kiri, lalur lurus lagi dan kalian akan sampai!” Ucap pohon raksasa tersebut.
Pohon itu tiba-tiba menjatuhkan 4 buah apel. “Ambilah apel ini, dan makanlah sebelum kalian jalan. Apel ini akan membantu kalian untuk menambah energi.” Ucap pohon itu. “Terimakasih pohon atas bantuannya.” Ucap semua anak gadis itu. Lalu mereka mengambil apel tersebut dan memakannya. Akhirnya mereka mengikuti petunjuk yang sudah diberikan oleh pohon tersebut. Dan akhirnya! Mereka sampai ke tempat semula dimana mereka memasuki hutan itu.