“Membangun Integritas Diri Sejak Dini” oleh Jajang Hasanudin, S. Pd

Integritas berasal dari bahasa latin integrate yang artinya komplit atau tanpa cacat, sempurna, tanpa kedok. Maksudnya adalah apa yang ada di hati sama dengan apa yang kita pikirkan, ucapkan, dan lakukan (Bertens, 1994). Secara sederhana, integritas menunjukkan keteguhan sikap, menyatunya perbuatan, dan nilai-nilai moral yang dianut oleh seseorang. Orang yang memiliki integritas tidak akan tergoyahkan oleh godaan untuk mengkhianati nilai-nilai moral yang diyakini. Seorang Muslim dituntut untuk memiliki integritas, yang ditunjukkan dalam nilai-nilai seperti kejujuran, amanah, dan tanggung jawab. 

Contoh sikap integritas tercerminkan dalam diri Nabi Muhammad saw. Beliau memiliki integritas yang tinggi, yang ditunjukkan dalam sikap dan perbuatannya. Nabi Muhammad saw. menyandang gelar Al-Amin dikarenakan keteladanan Rasulullah, bersikap amanah, dapat dipercaya, dan juga jujur. Gelar ini diberikan oleh para penduduk Mekkah secara langsung kepada Rasulullah.

Penting bagi seorang Muslim untuk membangun integritas sejak usia muda karena masa muda adalah masa pembentukan karakter. Semakin dini kita membangun integritas, semakin kuat dan terbentuk nilai-nilai kebaikan dalam diri. Nilai ini mencakup kejujuran, ketulusan, konsistensi, dan kemampuan untuk berpegang pada nilai-nilai etika tanpa kompromi. 

Menanamkan integritas pada anak merupakan langkah awal yang krusial dalam membentuk karakter yang kuat dan bertanggung jawab di masa depan. Dikutip dari Inspektorat Jenderal Kemendikbud Ristek (2023), Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk menanamkan integritas pada anak:

  1. Teladan dari Orang Tua dan Guru

Orang tua dan guru memiliki peran sentral dalam membentuk karakter anak. Anak akan lebih cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Oleh karena itu, menjadi teladan yang baik dalam hal integritas sangatlah penting. Perlihatkan pada anak bagaimana berperilaku jujur, bertanggung jawab, dan konsisten dalam setiap tindakan. Jangan pernah mengajarkan anak untuk berbohong atau menghindari tanggung jawab, karena tindakan tersebut bisa merusak integritas anak.

  1. Dorong Komunikasi Terbuka

Buka komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anak. Ajak mereka untuk berbicara tentang perasaan, pengalaman, dan tantangan yang dihadapi. Dengan adanya komunikasi yang baik, anak akan merasa nyaman untuk berbicara tentang kejujuran dan integritas. Berikan penghargaan dan pujian ketika anak berbicara dengan jujur, bahkan jika itu berarti mengungkapkan kesalahan.

  1. Berikan Pengertian tentang Pentingnya Integritas

Ajarkan anak tentang pentingnya integritas dan bagaimana nilai ini dapat membantu mereka dalam berbagai situasi. Jelaskan bahwa dengan menjadi jujur dan bertanggung jawab, mereka akan membangun kepercayaan dengan teman-teman, guru, dan orang tua. Diskusikan contoh-contoh nyata tentang orang yang memiliki integritas dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kehidupan mereka secara positif.

  1. Bermain Peran dan Penguatan Positif

Ajak anak untuk bermain peran dengan situasi-situasi yang melibatkan pilihan etika. Beri mereka beberapa skenario dan minta mereka untuk memilih tindakan yang paling jujur dan bertanggung jawab. Berikan penguatan positif ketika mereka membuat keputusan yang tepat. Dengan bermain peran, anak akan belajar secara praktis tentang integritas dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Ajarkan Mengenai Konsekuensi

Anak perlu memahami bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi. Jika mereka berbohong atau tidak jujur, mereka harus menghadapi konsekuensi dari tindakan tersebut. Berbicaralah dengan mereka tentang dampak negatif dari kebohongan dan bagaimana itu dapat merusak hubungan dengan orang lain. Sebaliknya, berikan contoh tentang bagaimana perilaku jujur dan bertanggung jawab dapat membawa dampak positif bagi diri mereka sendiri dan orang lain.

  1. Dorong Tanggung Jawab atas Kesalahan

Ajarkan anak untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang mereka buat. Jangan menghukum mereka secara berlebihan jika mereka mengakui kesalahan dan berusaha memperbaikinya. Dorong mereka untuk belajar dari kesalahan dan mencari cara untuk melakukan perbaikan di masa depan. Mengajarkan tanggung jawab atas kesalahan akan membantu anak memahami bahwa integritas juga melibatkan kejujuran dalam mengakui kesalahan.

  1. Beri Apresiasi atas Tindakan Jujur dan Tanggung Jawab

Apresiasi adalah kunci untuk mendorong perilaku positif pada anak. Beri penghargaan dan apresiasi ketika mereka berperilaku jujur, bertanggung jawab, dan konsisten. Dengan memberikan apresiasi, anak akan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus mengembangkan integritas dalam diri mereka.

Untuk membangun integritas, kita perlu senantiasa mengingat Allah SWT dalam setiap aktivitas. Awali setiap tindakan yang positif dengan menyebut nama Allah SWT dan mengucapkan “bismillahirrahmanirrahim” agar memperoleh ridha-Nya. Dengan mengagungkan nama Allah SWT sebelum memulai aktivitas, kita dapat menghindari tindakan-tindakan yang merugikan dan yang tidak sesuai dengan hati nurani kita. 

Pengingat ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan cara untuk menanamkan kesadaran spiritual dalam setiap langkah yang kita ambil. Ketika kita mengawali kegiatan dengan menyebut nama Allah, kita menguatkan niat dan motivasi kita untuk melakukan sesuatu dengan cara yang benar dan bertanggung jawab.

Kejujuran itu indah, pantas dijaga, menjadi bekal hidup yang takkan sirna. Dari kecil kita belajar berjanji, agar dewasa tetap teguh berdiri. Integritas bukan sekadar kata, tapi perbuatan yang nyata terasa. Menjaga amanah walau tak dilihat,
hidup jadi berkah, jauh dari sesat. Ingatlah selalu Allah yang melihat setiap langkah kita, segala niat. Janganlah khianat, jangan berdusta, agar hidup mulia, dunia akhirat bahagia. Sejak dini mari kita bina, integritas diri yang penuh makna. Semoga menjadi insan sejati, yang jujur, amanah, hingga akhir nanti.

Sumber

Mutaqin, Muhammad Sadam. 2024. Mencontoh Akhlak Rasulullah dalam Menumbuhkan Integritas. Dalam https://jabar.nu.or.id/ngalogat/mencontoh-akhlak-rasulullah-dalam-menumbuhkan-integritas-8LKrQ diakses pada 12 November 2024

Kemenag. 2019. Menjadi Pribadi yang Berintegritas. Dalam https://ntt.kemenag.go.id/opini/603/menjadi-pribadi-yang-berintegritas diakses pada 12 November 2024

Kemendikbud. 2023. 7 Langkah Awal Menanamkan Integritas pada Anak. dalam https://itjen.kemdikbud.go.id/web/7-langkah-awal-menanamkan-integritas-pada-anak/ diakses pada 12 November 2024 

Syarifuddin. 2023. Abjadiat Akhlak Nabi Muhammad: Alif (Al-Amin). Dalam https://stiudialhikmah.ac.id/abjadiyat-akhlak-nabi-muhammad-saw-1-huruf-alif-al-amin/#:~:text=teladani%20antara%20lain:-,1.,segala%20hal%20yang%20kita%20lakukan. Diakses pada 13 November 2024